Energi Nuklir Menjadi Energi Listrik Alternatif


Di tengahnya kian melambungnya harga minyak dunia yang telah menembus angka 145 dollar AS per barel hari ini, penggunaan energi nuklir diyakini mampu menstabilkan pasokan energi listrik dengan lebih aman dan ekonomis.

Porsi uranium sebagai bahan bakar sejauh ini baru mencapai 5 persen, sehingga secara ekonomis energi ini diyakini mampu menstabilkan harga listrik. “Dari semua jenis energi nuklir di dunia, porsi penggunaan uranium sebagai bahan bakar hanya 5 persen, ini yang belum kita maksimalkan untuk mengefektifkan penggunaan energi ini,” ujar Adi Wardoyo dari Badan Teknologi Atom Nasional (BATAN) dalam Seminar Nasional “Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia” di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (3/7).

Selain itu, dikatakannya, kenaikan harga uranium sampai enam kali lipat masih tidak akan mengubah Tarif Dasar Listrik (TDL) atau menaikkan harga listrik. “Negara-negara lain sudah mengalami seperti Jepang dan Korea Selatan. Maka tinggal Indonesia, program pembangunan PLTN akan memberi peluang bagi industri nasional lebih maju,” tuturnya.

Ia menambahkan kecenderungan penggunaan jenis energi di masa depan adalah energi nuklir berbasis teknologi, bukan lagi energi fosil seperti minyak bumi, maupun batubara. “Energi nuklir bila dimanfaatkan semaksimal mungkin dapat berperan pada penyediaann energi melalui energi bauran untuk mewujudkan pasokan energi berkelanjutan,” kata Adi.

Yang diperlukan saat ini, penggunaan teknologi nuklir berdasar asas manfaat yang menitikberatkan pada manfaat bagi kehidupan sosial daripada risikonya.